STRATEGI ALTERNATIF MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA MELALUI TEKNIK PENILAIAN REWARD SYSTEM

Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal, gairah belajar merupakan syarat mutlak yang harus dimiiki oleh siswa.  Gairah belajar merupakan faktor pendorong dari dalam siswa untuk mampu melakukan kegitan belajar. Kemudian gairah belajar pun merupakan suatu kekuatan dalam diri siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang sering kita kenal dengan prestasi belajar.

Gairah belajar siswa merupakan suatu indikator terdapatnya motivasi belajar dalam diri siswa yang nantinya akan berakibat baik bagi hasil belajar siswa. Hal tersebut  senada dengan apa yang dikatakan oleh Ulfah (2006:4) yang menyatakan bahwa motivasi yang kuat dan mendasar hendaknya siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik, karena keberhasilan dari kegiatan belajar banyak tergantung kepada motivasi siswa sendiri.

Seorang pendidik (guru) bisa mengetahu peseta didik memiliki motivasi belajar atau tidak , dapat dilihat dari gairah belajar siswa ketika di dalam kelas.  Gairah belajar siswa dapat diartikan sebagai semangat, perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar (Zhanikhan 2008).

Oleh karenanya pembelajaran yang disajikan oleh guru hendaknya dapat menstimulus (mendorong) siswa  agar mereka mampu belajar untuk mengembangkan kopetensi yang dimilikinya.  Kuhs dan Ball (1986), menyatakan bahwa pembelajaran hendaknya terpusat kepada subyek didik, agar mereka dapat mengembangkan dan membangun pengetahuan (learner focus – construction).

Idealnya siswa yang memiliki gairah belajar akan membuat suasana kelas akan senantiasa syarat sekali dengan suasana semangat belajar (edukatif). Siswa sumuringah menerima pembelajan, khusu memperhatikan guru ketika menerangkan dan antusias belajar guna nmendapatkan nilai yang terbaik. Menurut Juri (2008), ada empat ciri siswa yang memiliki gairah beljar. Ciri-ciri tersebut yaitu; (1) lincah, (2) Selalu belajar apa yang diinginkannya dengan gembira, (3) menggunakan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar yang menarik perhatiannya, (4) membangun sendiri pengetahuan dan pemahaman lewat pengalaman nyata sehari–hari.

Kadang kala guru dalam kelas sering menemukan siswa yang memiliki gairah belajarnya kurang. Kebanyakan diantara mereka kurang suka memperhatikan guru ketika saat mengajar, jarang mengerjakan pekerjaan rumah, dan seperti acuh, tidak adanya suasana kompetitif saat guru melakukan evaluasi/penilaian. Masalah-masalah tersebut membuat suasana belajar kurang menarik dan kurang bermakna

Hal di atas berdampak buruk pada hasil belajar siswa. Kuranya memiliki gairah belajar akan berdampak pada hasil belajar siwa itu sendiri. Bias dilihat dari keseharianya, siswa yang selalaubergairah dalam belajar pasti memiliki nilai baik dan prilakunya pun baik. Beda dengan siswa yang kurangmemiliki gairah belajar, nilai dan prilakunyapun tidak sebaik mereka yang memiliki gairah belajar.

Selaian karena tanggung jawab moral, strategi menanggulangi masalah di atas perlu dilakukan oleh guru, mengingat perannya sebagai agen pembelajaran. Peran sebagai agen pembelajaran menurut Gegne (1992) yaitu guru sebagai perencana pengajaran (designer of instruction), pengelola pengajaran (manage of intruction)  dan penilai hasil belajar siswa (evaluator of student learning.

Adapun salah satu strategi  yang dapat dijadikan alternatif dalam  meningkatkan gairah belajar siswa yaitu dengan menerapkan sistem penilaian berbasis hadiah atau Evaluation Reward System (ERS).

Evaluation Reward Sytem (ERS) merupakan suatu teknik penilaian terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan hadiah sebagai pemicu agar siswa mau belajar. Dengan teknik pembelrian hadiah, proses penilaian yang diselenggarakan oleh guru akan memungkinkan akan diwarnai dengan suasana kompetitif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa yang terdorong ingin mendapatkan hadiah banyak akan berusaha belajar agar mendapat nilai yang tertinggi.

Selaian memungkinkan dapat menigkatkan gairah belajar bagi peseta didik, Evaluation Reward Sytem juga dapat menanamkan nilai kerja keras terhadap siswa. Siswa yang bekerja keras dalam belajar akan mendapat nilai bagus dan sudah barang tentu akan mendapatkan hadiah. Sedangkan siswa yang malas tidak akan mendapatkan hadiah sama sekali.

Upaya yang kini hendak penulis lakukan yaitu dengan penelitian tindakan kelas. Penelitaian tersebut dimaksud untuk memperbaiki atau meningkatkan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar  pada masa yang akan datang.

Adapun penelitian yang peneliti rencanakan adalah penelitian tindakah kelas dengan tujuan agar gairah belajar siswa dapat  meningkatkan melalui Evaluaton Reward System.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Kenakalan Remaja Terhadap Pemyalahgunaan IT Dalam Kacamata PKn

Oleh: Mulyana Nur, S.Pd

  Perkembangan sains dan teknologi saling berkaitan dengan perkembangan masyarakat suatu bangsa (Anna Poedjiadi, 1996). Penemuan sains memungkinkan adanya pengembangan teknologi dan teknologi menyediakan instrumen yang dapat menunjang kebutuhan masyarakat.

Kemudian saat ini salah satu indikasi kemajuan peradaban ditandai dengan adanya kemajuan sains dan teknologi. Kemajuannya disambut terbuka oleh seluruh mayarakat. Banyak dampak positif yang bisa kita syukuri dari perkembangan IT seperti internet. Dalam dunia pendidikan, internet sangat membantu dalam mengembangkan kualitas belajar mengajar. Media tersebut memudahkan guru dan siswa dalam mengakses berbagai bahan dan sumber ajar. Kemudian tidak ketinggalan situs jejaring sosial yang saat ini tengah buming dikalangan remaja seperti Facebook dan Twiter membuat perserta didik makin mengenal dan cakap dalam penggunaan alat informasi.

Namun bagaimana jika dewasa ini IT disalah gunakan oleh siswa-siswi kita, mengingat jaringan internet yang mendunia sehingga berbagai budaya negati luar dan dalam negeri mudah sekali diakses. Sebagai contoh tidak jarang kasus tentang video porno yang   . maslah tersebut duah jelas melanggar hukum karena seperti yang kita ketahui ada UU IT.

Masalah diatas tidak bisa dibasmi begitusaja layaknya hama tanaman, tetapi hanya bisa dicegah. Hal tersebut disebabkan karena memang kenakalan remaja merupakan penyakit dari setiap remaja yang dari generasi-kegenerasi pasti ada. Tentunya malsah tersebut perlu strategi pemikiran yang khusus dari berbagai pihak terutama keluarga, lingkungan masyarakat dan dunia pendidikan.

Pendidikan sebagai pencetak generasi madani memiliki andil dalam memelihjara karakter siswa yang bertakwa kepada tuhan YME, sehat jasmani dan rohani. Demokratis dan bertanggung jawab.

Kenakalan remaja terhadap penyalahgunaan IT dalam kacamata PKn dapat didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum dari proses pencarian jati diri dan pendewasaan remaja menjadi warga negara yang seutuhnya, sehingga keterlibatan keluarga, masyarakat dan pendidikan formal menjadi jalan keluaratas permasalah yang terjadi.

Secara pendekatan teoritis, kenakalan remaja pada umumnya terjadi karena mereka belum sepenuhnya melek hokum, baik hokum di Negara nya, Masyarakat, maupun dari kelaurganya. Dalam pandangan PKn, tahu hukum belum tentu melek hukum, karena seperti prinsip pembelajaran ala UNESCO bahwa belum berhasil pembelajaran jika belum memenuhi keepat ranah ini: Learning To Know, Learning To Be, Learning To Do dan Learning To Life Together. Jadi sekiranya perlu adanya rekontruksi terhadap kualiatas SDM siswa yang berpengetahuan hukum, pemahaman hukum dan aplikasi hukum. Dan upaya tersebut bisa diupakan dalam peningkatan hasil proses belajar mengajar di kelas.

Kemudian seperti yang kita ketahui, sama halnya dengan guru yang lain, guru PKN juga perlu menerapkan intrumen pembelajran seperti model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam menarik motivasi belajar siswa serta sesuai dengan masalah yang akan dikaji dan diselesaikan. Dan model pembelajaran yang secara personal dianggap cocok dengan masalah di atas yaitu model pembelajran berbasis sains, teknologi dan masyarakat. Seperti menurut peneliti Anna Poedjiadi mengemukakan bahwa :

Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat memberikan hasil yang memuaskan terhadap hasil pembelajaran, karena pada hakekatnya model ini bertujuan untuk membentuk individu (siswa) yang memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannya. (Anna Poedjiadi :125).

 

Sekilas tentang model pembelajaran sains teknologi masyarakat. Secara etimologis kata sains berasal dari bahasa latin, yaitu “scientia” yang berarti pengetahuan. Kemudian  kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua suku kata yaitu kata techne dan logosartinya kata-kata yang terorganisasi atau wacana ilmiah yang mempunyai makna. Terakhir masyarakat adalah gambaran suatu lingkungan pergaulan sosial yang memiliki kaidah-kaidah sebagai pegangan dari suatu kelompok masyarakat dimana mereka hidup bersama-sama. Dengan demikian model pembelajaran sains teknologi masyarakat adalahpendekatan pembelajaran sains dalam menerapkan konsep yang diajarkan untuk memecahkan masalah/ isu yang timbul di masyarakat yang berkaaitan dengan masalah lingkungan dan perkembangan teknologi.

            Model sains, teknologi masyarakat dipercaya penulis bukan hanya dapat memberikan pengetahuan tentang hukum kepada siswa tetapi juga memberikan pemahaman dan proses pengaplikasian dalam kehidupan masyarakat. Model ini juga mengantarakan siswa secara kontekstual pada kehidupan nyata. Kehidupan dimana siswa sebagai masyarakat yang hidup dengan pengetahuan dan teknologi. Meskipun siswa hidup dan berkarya secarta ilmiah lewat saisn dan teknologi namun kehidupanya sebgai makhluk social harus tetap sadar akan pentingnya kesadaran hukum.

Berikut strategi dalam melaksanakan model pembelajaran sains teknologi masyarakat:

  1. Sains Teknologi Masyarakat digunakan dalam pembelajaran dengan sekedar mengaitkan antara konsep-konsep sains dan teknologi dengan kebutuhan masyarakat. Contoh : sebelum membahas suatu konsep, guru lebih dulu menanyakan apakah kaitannya teknologi dan kegunaannya di masyarakat.
  2. Sains Teknologi Masyarakat digunakan dengan mengajak peserta didik untuk mencari isu atau masalah yang berkaitan dengan konsep-konsep yang akan dibahas dalam kegiatan belajar. Isu/ masalah itu dimunculkan pada kegiatan awal pertemuan dan dapat diikuti dengan pemberian tugas yang harus dialakukan oleh peserta didik di luar kelas. Contohnya tentang dampak negatif dari penyalahgunaan IT seperti Internet.
  3. Sains Teknologi Masyarakat digunakan sebagai suplemen ketika membahas konsep-konsep tertentu sesuai dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk kelas, jenjang dan caturwulan atau semester tertentu.

Dengan Demikian kenaklan remaja terhadap penyalahgunaan IT dalam kacamata PKn dapat didefinisikan sebgai perbuatan yang melanggar hukum yang diakibatkan atas proses pencarian jati diri masing-masing pribadi siswa. Adapun strategi yang dapat dilakukan  olelh guru PKn adalah dengan meningkatkan kualitas mengajar melalui penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan maslah yang dikasi seperti model pembelajaran Sains, Teknologi, Masyarakat, sehingga siswa bukan hanya tahu tetapi juga dapat memahami serta mengaplikasikan kesadaran huku dalam kehidupan sehari-hari.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Mewujudkan Pendidikan Indonesia yang Berkualitas melalui Komitmen dan Profesionalisme Guru Masa Depan

Para ahli sejarah yunani kuno menerangkan bahwa dulu guru adalah profesi yang menyediakan jasa penitipan anak dari mereka yang sibuk bekerja. Namun kendati demikian, peran dan fungsinya dapat mengangkat drajat profesi tersebut pada jajaran yang sangat urgen dalam membangunan negara. Terbukti peringkat dan reputasinya di berbagai Negara menjadi nomor satu kedudukanya.terlebih di dalam system pendidikan itu sendiri. Guru merupakan ujung tombak dari segala upaya dan usaha program kerja sistem pendidikan. Hal tersebut membuktikan guru merupakan profesi yang sangat dihargai dibandingan profesi lain, bahkan popularitasnyapun setara dengan profesi kesehatan..

Di Indonesia guru merupakan suatu profesi banyak diminati oleh masyarakat. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh keseriusan pemeritah dalam menjamin kelayakan hidup guru. Berbagai program mengangkat drajat guru seperti tunjangan sertifikasi dan lainya membuat jumlah guru dari tahun ketahun makin meningkat. Saat ini, berdasar data yang dari Ditjen PMPTK, guru honorer di Indonesia saat ini 922.308 orang. Rinciannya, guru honorer di sekolah negeri 472.475 orang dan sekolah swasta 449.833. Jumlah itu tersebar di seluruh kabupaten/kota.

Meskipun  saat ini pendidikan Indonesia tengah memilikii guru yang melebihi kapasitas, sampai-sampai pemerintah kesulitan untuk mengangkatnya. Hal tersebut menjadi polemik besar bagi pendidikan Indonesia. Selain itu, banyaknya guru saat ini tidak menjamin perkembangan kualitas pendidikan Indonesia. Namun amanat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas harus tetap diupayakan agar terciptanya pendidikan yang mampu menciptakan out put berbasis keunggulan lokal namun mampu bersaing didunia internasional. Adapun out put yang dimaksud yaitu manusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kemudian sesuai dengan proporsinya, guru merupakan ujung tombak dari tercapainya amanat Undang-undang. Oleh sebab itu, untuk dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas  diperlukan komitmen kuat dari pribadi seorang guru yang merefleksikan keseriusan dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga yang tengah berjuang dalam misi mencerdaskan kehidupan bangsa. Komitmen tersebut dapat diartikan sebagai ikrar atas kesediaanya menjadi seorang guru. dengan ikrar tersebut guru memiliki niat dan itikad baik untuk dapat menjalankan tugas keguruanya semaksimal mungkin.

Komitmen menjadi seorang pendikan dalam pribadi guru diharapkan mampu mengantarkanyanya menjadi guru yang profesional karena indicator dari guru yang professional adalah guru yang mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, mengusai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa, betanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, bersedia untuk selalu belajar, secara teratur membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar, bersedia diobservasi, selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas, dan memiliki karakter yang baik.

Kemudian dalam Undang_undang Guru dan Dosen disebutkan pula, empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Kemudian keempat kompetensi tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa indikasi diantaranya: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, (2) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya, (3) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya. (4) mematuhi kode etik profesi, (5) memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara erkelanjutan, (8) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas  profesionalnya, dan (9) memiliki organisasi profesi yang berbadan hokum.

Dengan demikian jelaskan untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang berkualitas sesuai amanat Undang-Undang dapat diupayakan melalui komitmen kuat dari pribadi seorang guru tersebut, karena komitmen tersebut akan melahirkan etos kerja guru yang professional..

Posted in Uncategorized | 1 Comment

Mantra Man Jada Wajada Untuk Hari Kebangkitan Nasional

Oleh: Mulyana Nur, S.Pd.

            Moment Hari Kebangkitan Nasional masih menjadi bahan perbincangan, dan masih layak dinobatkan sebagai salah satu hari yang penomenal. Bagaimana tidak?, sejarah mencatat 102 tahun yang lalu, tanggal 20 Mei 1908  digalang kekuatan oleh para pemuda yang tergabung dalam organisasi Budi Utomo di wilayah nusantara ini untuk menyatukan tekad “bangkit dari keadaan sebagai negeri terjajah” dan menyerukan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme.  Kebangkitan tersebut kemudian menjadi tonggak perjuangan yang terus berlanjut dengan munculnya jong Ambon 1909, Sarikat Islam 1911, Muhammadiyah 1912, Jong Java dan Jong Celebes 1917, Jong Sumatra dan Jong Minahasa 1918, Nahdatul Ulama 1926. serta ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Alhasil Perjuangan bangsa Indonesia tersebut mengantarkan pada puncaknya dimana tanggal 17 Agustus 1945 di proklamirkan kemerdekaannya, negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga sulit untuk dilupakan dan dibiarkan belalu begitu saja.

Kemudian Hari Kebangkitan Nasional akan teramat sangat disayangkan jika  hanya dijadikan sekedar kegiatan seremonial belaka sebagai apresiasi mengingat jasa para pahlawan dan agar diakui sudah merdeka dari penjajahan. Karena serupa hari raya Idul Fitri yang datang setahun sekali, maka Hari Kebangkitan Nasional pun perlu kita sambut dengan penuh makna dan renungan serta diwarnai oleh rencana-rencana yang bersifat kontruktif. Salah satu bentuk usaha memaknai hari tersebut yaitu dengan menjadikan Hari Kebangkitan Nasional sebagai media bermuhasabah. Media untuk mengingat, mengukur dan merencanakan kembali apa yang sebenarnya belum terlaksanakan dalam usaha mewujudkan pembangunan Indonesia.

Kado penulis untuk Hari Kebangkitan Nasional kali ini adalah hanya seucap mantra arab “Man Jada Wajada”. Mantra tersebut penulis dapatkan secara tidak sengaja. Kebiasaan penulis membaca buku-buku motivator membawa penulis pada ide ini. Arti dari mantra tersebut adalah “siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”. Mantra ini penulis pinjam dari isi Novel inspiratif yang tengah menjulang popularitasnya dalam dunia sastra Indonesia yaitu “Negeri 5 Menara” dari hasil maha karya A. Fuadi.2009.

Penulis berfikir jika seluruh warga negara Indonesia menanamkan mantra ini dalam hati dengan niat ridha Allah SWT dan langsung bergerak maka tentunya semua masalah yang melandanya akan sirna seperti kertas hitam dimakan si jago merah. Kemudian penulispun berfikir bagaimana seandainya mantra tersebut juga digunakan dalam dunia pendidikan kita, maka abupun akan berubah kembali menjadi kertas putih plus seperangkat pinsil kreativitas yang berarti.

Karena mantra Man Jada Wajada serupa dengan sugesti yang diberikan oleh seorang motivator seperti Stanley Cheng yang menyatakan : “Success us closer and more certain when you use to get ready”.  “Kesuksesan menjadi lebih dekat dan lebih pasti ketika Anda terbiasa Siap”. Berdasarkan hal tersebut penulis berkeyakinan besar jika mantra ini diyakini oleh pemerintah, guru, siswa dan masyarakat maka mungkin kebangkitan pendidikan Indonesia pun bukanlah sekedar hayalan belaka, karena semua percaya bahwa jika kita dalam posisi siap dan bersungguh-sungguh maka semuanya pasti berhasil. “Tidak ada kata tidak mungkin selama ada usaha dan doa ” begitulah pepatah klasik terucap dari mulut orang bijak. Kemudian untuk tahap hayalan tingkat tinggi penulis juga berharap mantra ini akan mengantrakan negara Indonesia yang asalnya zero menjado hero dan mampu bersaing di kancah dunia Internasional.

Dengan mantra yang dimaksud, maka pemerintah akan senantiasa terus berusaha untuk memikirkan strategi dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan indonesia. Dengan mantra ini pula, pemerintah teguh, kerja keras dan pantang menyerah dalam mewujudkan amanat Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.

Kemudian mantra inipun diharapkan dapat memberi motivasi terhadap kepala sekolah dan guru sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar di kelas yang bermutu dan mampu menghasilkan agen of e change yang dapat diandalkan dalam pembangunan nasional serta tantangan persaingan globalisasi. Sehingga pendidikan kita memilki guru yang berkualita dan layak disebut sebagai guru professional.

Selanjutnya, siswa. Mantra ini diharapkan akan memberikan motivasi belajar pada siswa. Siswa diharapkan dapat memiliki sifat dan sikap optimis dalam menjalankan tugasnya sebagai subjek dan objek pembelajaran. Siswa diharapkan mampu  mancari ilmu dan termotivasi untuk menjadi manusia yang berpengetahuan dan berakhlak mulia.

Terakhir, masyarakat sebagai motivator keberhasilan dunia pendidikan diharapkandapat mempercayai, memelihara dan ikut serta mensukseskan tujuan system pendiidkan nasional.

Demikianlah, mantra Man Jada Wajada akan mengantarkan dunia pendidikan Indonesia pada tingkat kejayaan jika diyakini dan dilakukan petuahnya secara kolektif bukan hanya oleh pemerintah namun oleh guru, siswa dan masyarakat. Kendati demikian, layaknya mantra yang diberikan oleh Mbah Dukun, maka mantra ini pun akan bekerja secara signifikan jika seseorang itu tidak melanggar pantangannya. Dan taukah pantangan itu?. Ya “Malas” pantangnya adalah malas. Maka agar mantra ini bekerja dengan baik maka kita harus senantiasa tidak mebudayakan malas dan segera menjauhkan penyakit itu dalam diri kita.

Penulis sangat mafhum, malas adalah jenis penyakit jiwa yang menjalar meracuni kreativias diri manusia yang sangat susah untuk dihilangkan. Namun layaknya ahli farmakologi, penulis merekomendasikan obat yang mujarab untuk mencegah sekaligus menghilangkan penyakit itu.  Obat tersebut adalah konsep 3M dari K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yaitu:

  1. Mulailah dari diri sendiri
  2. Mulailah dari hal terkecil
  3. Mulailah dari saat ini.
Posted in Uncategorized | Leave a comment

Mindset Dari Guru Biasa Menjadi Guru Luar Biasa

Oleh: Mulyana Nur, S.Pd.

Berbagai negara di penjuru dunia ini tidak akan pernah menyangkal dan membantah, bahwa peradaban bangsanya di berbagai bidang tidak lepas dari andil dunia pendidikan.. Dari masa perkembangan perdadaban kuno sampai munculnya masa abad renaisme (pencerahan) Pendikan tetap mendapat gelar sakral dan stragtegis dalam kehidupan pemerintahan. Sehingga tidak heran  negara-negara besar di dunia menjadikan pendidikan sebagai instrument yang sangat vital bagi berlangsungnya kehidupan negara mereka.

Begitu pentingnya pendidikan bagi peradaban suatu bangsa mengundang pemikiran kritis dari berbagai cendikiawan dunia tidak terkecuali tokoh pendidikan Indonesia. Tokoh Pendiri nasional yakni Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara, menyebutkan bahwa satu-satunya yang dapat mengubah nasib suatu bangsa hanyalah Pendidikan. Kemudian tokoh dunia seperti   Jean Jaqques Rosseau, seorang tokoh pembaharu Perancis menyebutkan, Semua yang kita butuhkan dan semua kekurangan kita waktu lahir, hanya akan kita penuhi melalui pendidikan.

Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan adalah suatu yang sangat penting dan mutlak bagi manusia. Oleh karena itu, pendidikan diharapkan tidak sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga diharapkan dapat menciptakan pribadi manusia yang manusiawi yaitu masnuia yang memikiki sikap dan kepribadian yang positif. Adapun sikap dan kepribadian positif tersebut antara lain:  1). Memiliki dan bangga terhadap potensi yang dimiliki. 2). Bangga berdisiplin 3).Tahan mental menghadapi kesulitan hidup. 4). Memiliki karakter yang baik dan integritas yang baik atau suka bekerjasama dalam tim). 5). Memiliki pola pikir yang rasional dan ilmiah. 6). Bangga bertanggung jawab. 6).Terbiasa bekerja keras. 7).Mengutamakan kepedulian terhadap sesamanya. 8). Mengutamakan berdiskusi dari pada berdebat (not conflict but consensus). 8). Hormat pada aturan 9).Memiliki moral dan etika yang baik.

 

 

Kemudian diera globalisasi saat ini, pendidikan juga merupakan unsur pengukur tingkat perkembangan suatu bangsa. Selain kemajuan dibidang sosial, ekonomi, budaya dan IPTEK, perkembangan suatu negara juga dapat dilihat dari investasi sumber daya manusia yang berkualitas. Dan untuk dapat meningkatkan investasi sumber daya manusia yang berkualitas juga dibutuhkan pendidikan yang berkualitas pula.

Penulis sangat mengagumi buku dari hasil maha karya Munif Chatid dalam judul “Sekolahnya Manusia” tahun 2009. Menurutnya, untuk dapat menciptakan pendidikan yang berkualitas diperlukan pendidikan yang sehat (Healthy Education). Pendidikan yang sehat dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang bersifat dinamis dan butuh up date hal-hal baru secara terus menerus. Pendiidkan yang bersifat dinamis dapat diartikan bahwa pendidikan harus selalu mau maju dan berkembang, sedangkan up date dapat diartikan perubahan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan jaman.

Untuk menciptakan pendidikan yang sehat, saat ini pemerintah Indonesia telah mengadakan perubahan revolusioner dalam bidang pendidikan. Perubahan tersebut adalah reformasi pola pikir atau perubahan mindset dari guru biasa menjadi guru yang luar biasa atau dari guru konvensional menjadi guru professional.  Perubahan ini lebih menitik beratkan kepada unjuk tampil guru dari sistem lama menuju system baru.

Perubahan mindset di atas ditandai dengan adanya kebijakan diberlakukanya Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dimana dalam undang-undang tersebut guru merupakan pendidik professional dengan tugas faedagogik, social dan kepribadiannya bekerja sebagai sumber penghasilanya dan memiliki bukti formal sebangai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional.

Secara ilmiah, guru yang professional merupakan guru yang memiliki kualifiaksi kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Heriati (2001:28) bahwa kemampuan professional seorang guru mencangkup penguasaan materi pelajaran, yang terdiri dari atas penguasaan bahan/materi yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkanya itu.

Guru yang professional adalah guru yang mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, mengusai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa, betanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, bersedia untuk selalu belajar, secara teratur membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar, bersedia diobservasi, selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas, dan memiliki karakter yang baik. Hal ini diperlukan karena guru memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informatory, komunikator, transformator, change agent, innovator, konselor, evaluator, dan administrator.

Pengembangan profesioanlisme guru saat ini menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan membentuk sikap dan jiwa yang bermoral dan dapat bertahan dalam era kompetisi yang sangat tinggi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan siswa serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual, dan keterampilan. Tugas mulia ini menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional.

Guru profesional pada dasarnya ditentukan oleh jiwa (adanya panggilan jiwa), sikap pada tataran kematangan yang mempersyaratkan keinginan dan kemampuan, baik secara intelektual maupun pada kondisi yang prima. Mampu mengkombinasikan tiga bidang layanan dengan baik, baik bidang layanan intruksional sebagai yang utama, bidang layanan administrasi, maupun bidang layanan bantuan akademik-sosial-pribadi. Guru mampu menjadi sosok yang di-gugu dan ditiru.

Jika semua hal tersebut dapat terpenuhi dengan baik, dunia pendidikan Indonesia akan mengarah pada perkembangan dan kemajuan yang bersifat konstruktif sehingga dapat menyetarakan dengan perkembangan teknologi dan informasi, dan amanat undang-undang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud. Marilah kepada seluruh calon pendidik dan pendidik kita mengajar dan mendidik dengan hati, dan bersama-sama mereformasi pola pikir dan sikap kita menjadi guru yang profesional.

 

Posted in Uncategorized | Leave a comment

STRATEGI MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI

Perkembangan masyarakat Indonesia dari berbagai sektor berjalan kian hari kian cepat, berbagai perkembangan tersebut semakin kuat sejalan dengan tuntutan era reformasi dan globalisasi. Untuk itu mutlak diperlukan sumber daya manusia yang responsif, kompetitif, dan memiliki mobilitas tinggi dalam berpikir maupun bertindak, sehingga dapat berpartisipasi aktif dan konstruktif dalam proses reformasi dan globalisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan berbagai upaya membina dan membangun generasi muda yang tangguh dan cerdas sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab besar dalam mempersiapkan kebutuhan sumberdaya manusia yang handal dan siap menghadapi berbagai tantangan yang menghadang dimasa depan. Melalui dunia pendidikan seseorang akan mendapat berbagai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Hal tersebut sudah jelas sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam upaya mewujudkan fungsinya, sekolah dan guru sebagai ujung tombak dari keberhasilan sistem pendidikan diharapkan dapat memberikan motivasi belajar pada siswa, karena motivasi yang kuat dapat mengantarkan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Mc Donald menyebutkan motivasi adalah sebuah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya feeling dan didahului oleh anggapan terhadap adanya tujuan, namun hubungnya dengan siswa dan proses pencapaian tujuan system pendidikan, motivasi merupakan sebuah dorongan dari dalam maupun luar sehingga siswa memiliki kemauan atau keinginan untuk belajar guna meningkatkan potensi hidupnya baik kognitif, apektif maupun prikomotor.

Terlihat ada dan kurangnya motivasi belajar pada siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung. Sebagai contoh, siswa yang memiliki motivasi belajar yaitu siswa yaitu aktif dalam diskusi atau bertanya saat ia tidak mengerti, sebaliknya siswa yang kurang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dari kebiasaanya yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar seperti diam, dan takut bertanya saat ia kurang faham. Hal tersebut terjadi karena siswa memiliki motivasi berbeda-beda dalam setiap proses belajar mengajar. Untuk mengatasi maslah tersebut diperlukan suatu strategi untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang kuat dan mendasar.

Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan salah satu strategi meningkatkan motivasi belajar siswa melalui metode pembelajaran inkuiri.

Metode pembelajaran inkuiri dalam perkembangannya memiliki mempunyai
peranan yang penting terhadap pendidikan disekolah, terutama  guru maupun bagi
siswa dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran inkuiri
menitik beratkan kepada keaktifan siswa didalam proses pembelajaran
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator didalam proses
pembelajaran, dan tidak menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber
belajar.

Strategi peningkatan motivasi belajar siswa melalui  metode pembelajaran inkuiri menurut Suchman (1996:3) yaitu dengan cara membantu para siswa belajar merumuskan dan menguji pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya. Sedankan menurut Sumantri (1999:164), strategi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui metode pembelajaran inkuiri yaitu menyajikan pembelajaran dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan
atau tanpa bantuan guru sehingga memberikan kemampuan siswa untuk untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis.

Dalam  pelaksanaan  metode  pembelajaran  inkuiri,  kegiatan pembelajaran diawali dengan menghadapkan siswa pada masalah yang  merangsang. Sintaks atau aliran kegiatan pembelajaran inkuiri menurut Gulo (2002:98).dapat disusun  sebagai berikut:

Tahap pertama  :  Menghadapi stimulus (terencana atau tidak terencana)

Tahap kedua    :  Menjajaki reaksi terhadap situasi yang merangsang

Tahap ketiga   :  Merumuskan tugas yang dipelajari dan

mengorganisasikan kelas  (merumuskan masalah,

tugas kelas, peranan, dan sebagainya) 

Tahap keempat  : Belajar menyelesaikan masalah secara independent

  atau kelompok

Tahap kelima   : Menganalisis proses dan kemajuan kegiatanbelajar

Tahap keenam   : Evaluasi dan tindak lanjut 

Salah-satu kunci keberhasilan pengajaran bilamana guru memiliki dan menguasai metodologi pengajaran secara baik. Oleh karenanya, kita harus mengetahui langkah dalam pelaksanaan metode pembelajaran inkuiri agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif-efesien, optimal dan totalitas. Adapun langkah-langkah dan proses aplikatif metode inkuiri sebagaimana dijabarkan oleh Suryobroto (1985:46-47) adalah berikut ini:

1)      Mengidentifikasi kebutuhan siswa.

2)      Menyeleksi pendahuluan terhdap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi yang akan dipelajari.

3)      Menyeleksi bahan dan problem.

4)      Membantu memperjelas tugas atau problem yang akan dipelajari dan peranan-peranan masing-masing siswa.

5)      Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.

6)      Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.

7)      Memberi kesempatan pada siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.

8)      Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.

9)      Membantu siswa dengan informasi data jika diperlukan oleh siswa.

10)  Memimpin analisa sendiri (self analiysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.

11)  Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa yang lain.

12)  Memuji dan membesarkan siswa yang aktif dan giat dalam penemuan.

13)  Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.

Untuk dapat terciptanya peningkatan motivasi belajar siswa, diperlukan peran guru sebagai pemberi  informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Hal tersebut karena menurut Menurut Gulo (2002: 86-87 guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah  sebagai berikut:

a.  Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif  dan gairah berpikir.

b.  Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada  hambatan dalam proses berpikir siswa.

c.  Penanya, untuk menyadarkan siswa  dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.

d.  Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam  kelas.

e.  Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan  yang diharapkan.

f.   Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan  organisasi kelas.

g. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.

Dengan demikian upaya dunia pendidikan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang responsif, kompetitif, dan memiliki mobilitas tinggi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan motivasi belajar siswa agar dapat tercipta generasi muda yang handal dan siap menghadapi berbagai tantangan yang menghadang dimasa depan. Strategi meningkatkan motivasi belajar siswa melalui metlode inkuiri dapat dilakukan dengan cara  memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan  atau tanpa bantuan guru sehingga memberikan kemampuan siswa untuk untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis dengan ketentuan memperhatikan sintaks atau aliran,langkah-langkah,  proses aplikatif pada metode inkuiri dan peran guru sebagai penyelenggra pembelajar.

Posted in Uncategorized | 1 Comment

Asa yang takan pernah hilang,,,

kita hanya perlu menunggu dan bersabar untuk mendapatkan apa yang kita impikan. tugas kita hanya berusaha, untuk selebihnya serahkan pada Allah. karna mungkin bukan karena tidak sayang Dia kepada kita, tapi belum saatnya, atau bahkan kita belum siap menerimanya. so, terus berjuang dan Allah menyertai kita. Amin ya rob

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Air Mata Pilu untuk Bumi Pertiwi Oleh: Mulyana Nur, S.Pd

Tuhan sekufur ini kah kami

Hingga awan hitam-Mu terus mengeluarkan ari matanya pada daratan yang kini jadi lautan.

Tuhan sehina ini kah kami.

Hingga membuat air lautmu mampu menggulung jiwa, tanah dan rumah kami.

Tuhan sedosa ini kah kami

Sehingga gunung-Mu mengeluarkan awan panas yang kini

meluluhlantahkan kota kami..

Ibu Pertiwi, kami tahu kau pasti tengajh meneteskan airmata pilu untuk negara ini yang dulu berjaya, subur dan makmur. Kami yakin kini kau meunduk sedih untuk bangsa yang dulu ditakuti bangsa lain. Kamipun tahu, hatimu kini sakit teriris menyaksikan bunga kamboja yang dulu kau banggakan kini tenggelam air bah dari langit.

Pertiwi, Indonesia seperti pesakitan oleh bencana alam yang bertubi-tubi. Berbagai peristiwa yang begitu menyedihkan saat ini begitu mengiris hati kami. Berapa jiwa dan harta kami yang kami korbankan untuk bencana itu.

Hujan yang seharusnya membasahi dan menyuburkan tanah ini, kini secara rutinitas menenggelamkan  pemukiman kami. Berapa banyak anak yang tekena penyakit atas masalah itu, berapa manula yang

Seolah tiada hentinya, gelombang tsunami yang dulu pernah memuluhlantahkan salah satu bumi Sumatra kini datang kembali menghanycurkan tanah, rumah dan jiwa mereka. Berapa banyak jiwa yang kini tengah menangis kehilangan sanak sodaranya, berapa banyak pula harta yang ditinggalkan

Kemudian, salah  satu  kemegahan bangsa Indonesia pun kini juga ikut mengeluarkan awan panas nya dan menghancurkan seluruh kota beserta isinya. Menggantikan infrastruktur yang telah dibangun dengan butiran debu-debu beracun

Wahai ibu pertiwi, sungguh ironis kala para elit politik berjuang dengan kata-kata yang membual demi kekuasaanya. Mereka seperti bermain peran, memberi madu dari bermulut manisnya menjajikan beribu janji untuk tindakan jalan keluar atas bencana ini.

Apakah ini adalah buah dari dosa yang kami lakukan selama ini?. Apa yang sebenarnya sudah kami lakukan pada alam ini  sehingga Allah durja dan mengirimkan bencana yang begitu dasyat. Air yang tadinya sebegai lambang kemakmuran, pemberi kehidupan masyarakat,  kini berubah menjadi penyengsara. Kemudian laut yang berkah tiada tara untuk kami menggali sumber alamnya, kini seolah murka, ombaknya kini menggulung kami dan meratakan rumah dengan tanah. Apa yang sebenarnya terjadi hingga gunung-gunung merapi seolah enggan memberi isyarat untuk mengeluarkan lahar dan asap beracunya.

Kini, kami hanya bisa menangis dan menyerahkan semuanya kepada Allah. Karna kami tahu ini adalah balasan dari dosa yang pernah kami perbuat. Kami seolah kufur atas nikmat yang diberikan-Nya. Kami sepertinya buta atas rakhmat-Nya yang sherusnya kami jaga.

Tidak seharusnya kami serakah dan tidak puas dengan apa yang telah Allah berikan. Kami seperti masnusia yang haus uang, kekuasaan dan kehormatan sehingga kami sanggup melakukan apa yang sebenarnya kami tak pantas lakukan.

Kami tebang dan jarah seluruh isi hutan demi kepentingan pribadi. Kami bangun bangunan yang tanpa sadar kini menjadi bencana besar. Bahkan diantara kami sanggup mendustakan dan keluar dari akidah Allah.

Kini hanya ada air mata pilu untuk bumi pertiwi dan sujud toubat kepada Allah sebegai rasa sesal atas dosa-dosa yang kami perbuat selama ini dan berharap lautan ampun-Nya membasahi jiwa yang tengah lara.

Kami hanya bisa bermuhasabah kepada Allah  dan kembali menanamkan dalam hati bahwa Dialah yang maha pengasih dan pengampun.

Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Dan kami ikrarkan bahwa sampai kapanpun kami adalah umat yang tidak akan lagi mendustai-Nya.

Kami akan menjaga Alam ini sebegai bukti kasih kami kepada Allah yang telah menciptakan. Kami akan bersihakan dosa ini dengan kasihmu, kasih sayang terhadap sesama.

 

Penulis adalah Guru SDN Ciranjang I, SMPN 2 Pasirjambu dan SMP Karya Pembangunan Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Three Golden Keys Guru Masa Depan

Sejarah menyatakan bahwa guru merupakann suatu profesi yang menjadi pusat perhatian dalam berbagai hal, baik status sosialnya maupun karakteristik dan tingkah laku guru tersebut di masyarakat. Guru yang sering dikenal sebagai singkatan digugu dan ditiru merupakan insan mulia jika memang profesinya mengarah kepada kepentingan maslahat manusia. Akan tetapi sebailknya guru juga merupakan insan durja jika profesinya diarahkan kepada hal yang bertolak belakang dengan kepentingan manusia atau sifatnya meracuni polapikir generasui muda. Hal ini terdengar sedikit keras dalam analisa logika. Namun jika kita tinjau secara keilmuan, hal tersebut sesuai dengan proforrsional kedudukan guru didalam masyarakat. Pasalnya guru merupakan sosok model bagi peserta didik yang biasanya dijadikan panutan.
Pribahasa mengatakan guru kencing berdiri murid kencing berlari yang artinya murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang tidak baik. Kemudian pantun melayu berucap pula:
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belalang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
Kehulu memotong pagar
Jangan memotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian.

Kedua sastra yang diatas merupakan bukti secara tersirat bahwa guru memiliki peran yang strategis dalam membina generasi muda yang cakap, trampil, berilmu dan berahlak mulia. Dengan demikian guru diharapkan dapat menjadi contoh yang baik. Karena salah satu ciri dari guru masa depan adalah guru yang dapat menjadi souritoladan baik bagi peserta didik dalam proses mengembangkan potensi-potensi dirinya.
Jika indikator keberhasilan guru masa depan dapat direfleksikan melalui proses pembelajaran di kelas yang mengarah peda tercapainya aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada peserta didik, maka guru yang berkedudukan sebagai agen pembelajaran juga harus terlebih dahulu memiliki ketiga ranah tersebut. Maka penulis menganalisis untuk menjadi guru masa depan maka dibutuhkan three golden keys atau tiga kunci emas menjadi guru masa depan. Adapun tiga kunci yang dimaksud adalah adab dalam komunikasi, perasaan dan perbuatan. Ketiga kunci tersebut merupakan modal yang teramat penting untuk menjadi seorang guru.
Pertama, komunikasi. Suatu modal yang utama untuk menjadi guru adalah komunikasi. melalui kata-kata seorang guru mampu mentransfer ilmu pengetahun dengan informsi yang dimilikinya. Guru senantiasa berkomunikasi dengan peserta didik didepan kelas, mengintrufsikan media, metode, materi dan evaluasi melalui kata-kata. Adab komunikasi dapat dikonotasikan dengan mengatakan informasi kepada peserta didik sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar. Guru yang memiliki kunci ini akan senantiasa memberikan informasi belajar sesuai dengan keilmuan tidak merekayasa. Hal tersenbut diyakini oleh penulis merupakan sebuah langkah yang sangat penting, mengingat kata-kata guru acapkali dikonotasikan sebagai perkataan yang paling benar oleh pesera didik. Melalalui kunci ini guru diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat dan teruji kebenaranya terhadap peserta didik. Untuk sekedar mengingtakan, banyak kasus yang menunjukan bahwa kekacauan seseorang dan suatu kaum terjadi karena kegagalan atau kesalahan berkomunikasi. Kita mengetahui dasyatnya efek dari bom atom Litle Boy di Hirosima, 6 Agustus 1945 dan bom atom Fat Man di Nagasaki, 9 Agustus 1945 membuahkan ribuan jiwa melayang dan selebihnya terluka serta cacat, sebagian bersifat menurun karena efek radiasi bom atom tersebut, sementar kerugian tak terhitung jumlahnya. Dan taukah bahwa musibah tersebut kemungkinan terjadi karena kesalahan komunikasi. Alkisah sebelum menjatuhkan bom atom, sesungguhnya USA telah mengultimatum pihak Jepang. Saat itu jepang memberi sebuah jawaban: “Mokusatsu.” Kemudian kata tersebut diterjemaahkan oleh tentara Amerika Serikat pimpinan Jendral Mac Arthur sebagai : “ Jangan memberi komentar sampai keputusan diambil” yang kemudian dicari padanan kalimat sebagai “no comment!” Tentara Amerika Serikat menilai hal tersebut sebagai bentuk pengabaian. Bom atom pun akhirnya dijatuhkan. Padahal arti kata “mokusatsu” sendiri adalah “Kami akan menaati ultimatum Tuan tanpa komentar”.
Kedua, perasaan. Adab dalam perasaan yang dimaksud yaitu sifat penyayang dan perhatian. Kunci ini dapat diindikasikan mengajar dengan cinta dan sepenuh hati. Kunci ini akan mengarahkan guru pada penyelenggaraan proses pembelajaran yang aman, ramah dan tidak diskriminatif. Melalui kunci ini guru akan senantiasa menghormati harga diri peserta didik, memberikan kebebasan mengekpresikan diri dan bersikap adil pada semua anak apapun latar belakang, gender, kemampuan, dan cirri-ciri individual lainya. Sedangkan dalam aspek keprofesionalitasan guru diartikan sebagai suatu tindakan …………………. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Save the Children UK (2001) di Pakistan, karakteristik guru yang baik pada dasarnya manusia yang baik. Merek ayang memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar tegas, luwes dalam prilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka.
Ketiga, perbuatan. Ada istilah menyatkan orang yang paling konyoldi dunia adalah orang yang NATO. NATO disini singkatan dari No Action Talk Only atau tidak ada perbuatan hanya omong belaka. Maka jika pekerjaan guru hanya ceramah didepan kelas, dengan tidak mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari maka guru tersebut takhayal guru konyol. Dengan demikian untuk menjadi guru masa depan maka selain berkomuniaksi dengan ilmu, memiliki perasaan iklas dalam mengajar juga harus memiliki perbuatan sesuai dengan apa yang diajarkan kepada peserta didik. Kemudian istilah lain mengatakan teori tanpa praktek bak seseorang sedang melamun, sedangkan praktek tampa teori bak seseorang tengah ngelantur. Jika guru hanya memberikan teori-teori pada setiap pembelajaran maka secara tidak langsung guru tersebut tengah mengajarkan peserta didik cara-cara untuk melamun, mempraktekan ilmu yang didapatkan hanya dalam pikiran saja. Guru yang memiliki kunci ini akan senantiasa mampu menangani hukuman dan manajemen kelas dalam cara yang positif. Manajemen dan prilaku guru baik di kelas maupun dimasyarakat akan selalu menampilkan apa yang seharusnya ditampilkan dan apa yang tidak seharusnya ditampilkan.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa untuk menjadi guru souritoladan diperlukan modal utama yaitu memiliki tiga kunci emas bagi guru masa depan. Ketiga kunci itu tidak lain adalah kemampuan personal dari guru tersebut yang meliputi adab dalam berkomuniaksi, perasaan dan perbuatan. Untuk mendapatkan ketiga kunci tersebut diperlukan motivasi bauik secara internal maupun eksternal. Motivasi internal yaitu daorongan dari dalam diri guru yang ingin terus mengembangkan potensi-potensi keguruanya. Sedangkan motivasi eksternal yaitu datang dari teman sejawat dan kepala sekolah baik sebagai motivator, fasilitator, mediator dan monitor..

Posted in Uncategorized | 2 Comments

Apalah Artinya Ilmu yang Saya Dapatkan Selama ini Tanpa Mereka

Posted in Uncategorized | Leave a comment