Menyoal Pendidikan Gratis yang Bermutu

Adanya program sekolah gratis untuk siswa yang kurang mampu dari tahun 2006 sampai akhir 2009, angka Partisipasi Kasar (APK) telah mengalami peningkatan secara signifikan. Tercatat di tahun 2007 APK sekolah Menengah Pertama (SMP) sekitar 92,52% dan di tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 96,18%.

Kini program sekolah gratis sudah gratis sepenuhnya untuk siswa di seluruh Nusantara mulai dari tingkat pendidikan SD sampai tingkat SMP.

Upaya pemerintah dalam menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun sudah dapat dikatakan sukses dan berhasil, kini saatnya mengkaji mengenai dampak positif yang dihasilkan dari adanya Program Gratis ini. Dalam hal ini berarti berbicara tentang dampak pembawaan Program tersebut terhadap kualitas Pendidikan kita.

Pendidikan gratis adalah bukti kasih sayang dari pemerintah untuk generasi penerus bangsa. Pendidikan gratis membuat masyarakat menjadi lebih ringan dalam memikirkan Pendidikan anak-anaknya. Kemudian kitapun banggan memiliki sekolah yang murah, yang bisa didapatkan oleh berbagai kalangan masyarakat. Tapi murah bukan berarti murahan. Kualitas pendidikan harus tertap diperhatikan.

Sekilas tentang implementasi pelaksanan pendidikan gratis di Indoensia. Berdasarkan buku panduan BOS, sekolah wajib menggunakan dana tersebut untuk pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), pembelian buku teks pelajaran, biaya ulangan harian dan ujian, serta biaya perawatan operasional sekolah. Sedangkan biaya yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memiliki biaya besar, seperti: studytour (karyawisata), studi banding, pembelian seragam bagi siswa dan guru untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah), serta pembelian bahan atau peralatan yang tidak mendukung kegiatan sekolah, semuanya tidak ditanggung biaya BOS.

Menurut hemat penulis ada yang kurang sesuai dari sistem pendanaan pendidikan garatis. Disana tertera pendidkan gratis itu hanya untuk pembiayaan sekolah yang pokok saja sedangkan pelengkap seperti studytur, studi banding itu tidak teralokasikan. Padahal untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sekolah tidak hanya terpacu pada kegiatan ditempat saja. Sekolah perlu berexploitasi keluar tempat guna meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajarnya.

Kita berharap pendidikan gratis bukan hanya dapat membantu siswa dalam memberi kesempatan duduk  di bangku sekolah saja, akan tetapi juga membantunya dalam mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.  Untuk itu perlu kiranya dipikirkan bagaimana upaya mewujudkan pendidikan gratis yang bermutu.

Di negera-negara maju seperti Amerika Serikat, pendidikan gratis sudah sepenuhnya berdampak positif baik pada pemarataan kesempatan sekolah maupun kualitas pendidikanya. Selain didukung oleh perekonomian negara yang sudah cukup mapan, juga didukung oleh keaktifan sekolah sekolah dalam melibatkan kerjasama dengan industri dan perbankan. Menurut Muh Zulkifli Mochtar Husein, salah seorang mahasiswa pascasarjana Transportation Engineering, Osaka City University di Jepang, dalam sebuah artikelnya mengatakan, Anggaran pendidikan di Amerika telah mencapai lima sampai delapan persen produk negara bruto. Sementara di Indonesia, investasi pendidikan masih sangat kecil yakni sekitar sekitar 1,3 persen dari produk domestik bruto

Di Indoensia, pendanaan pendidikan gratis hanya terpacu pada APBN dan APBD saja, sehingga tidak heran jika dana untuk program tersebut dirasa belum mencukupi standar biaya operasional pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian Litbang Depdiknas 2009, untuk setiap siswa SD paling tidak membutuhkan biaya sekitar 1,8 juta per tahun Dan untuk setiap siswa SMP dibutuhkan biaya sekitar 2,7 juta. Sedangkan nilai nominal yang dianggarkan oleh Pemerintah untuk dana pengembangan sekolah jauh dari hasil penelitian tersebut. (http://apakabarduniapendidikandinegerikita.blogspot.com/)

Perlu adanya pemikiran dari seluruh elemen dalam memecahkan masalah diatas. Salah satu solusi dari penulis adalah dengan menerapkan Sistem Pendanaan Berbasis Masyarakat (SPBM). SPBM adalah sebuah sistem pendanaan pada program pendidikan gratis untuk siswa yang kurang mampu dengan melibatkan peran donatur dari masyarakat.

Sekolah melalui sistem manajemen sekolah dapat berinisiatif dalam menjaring para donatur pendidikan. Dalam proses penjaringan dana dari donatur bukan merupakan pungutan, tetapi sumbangan yang tidak diwajibkan dan ditentukan nilai nominalnya.

Manfaat penerapan SPBM  dalam penyelenggaraan pendidikan gratis yang bermutu adalah untuk memenuhi kekurangan anggran yang dialokasikan dari dana BOS. SPBM pun bertujuan sebagai pemenuhi kebutuhan dana peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar sekolah.

SPBM dapat diterapkan oleh masing-masing sekolah dengan menjaring donatur sebanyak-banyak. Donatur dapat berupa bantuan dari anggota GNOTA. Lalu bagi sekolah yang dekat dengan perusahaan juga bisa kerjasama dengan perusahaan tersebut. Kemudian yang paling dekat dan mudah adalah pengalihan hak dana bos siswa dari keluarga berada untuk disumbangkan ke siswa yang lebih membutuhkan.

 

About hirat

Hanya dengan ilmu kita akan terbebaskan dari tekanan
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

1 Response to Menyoal Pendidikan Gratis yang Bermutu

Leave a comment